Kutipan dari kitab "Ar-Ra'ah al-Ghamidhah fi-Naqdi Kalami Rafidhah" karya yg ditulis oleh singa podium betawi Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan
APA dan SIAPA KAUM SYIAH RAFIDHAH ??
Siapakah kaum Rafidhoh itu? Mereka adalah orang orang yg mengklaim bahwa diri mereka mencintai keluarga Rasulullah SAW, Pada hal kenyataannya tidaklah demikian. Mereka menganggap diri mereka mengikuti jalan pembesar keluarga Rasulullah SAW seperti Imam Hasan dan Imam Husain, ayah mereka Imam Ali, Ali bin Al-Husain, dan Zaid bin 'Ali ra.
Sementar mereka tidak mengakui keberadaan orang orang seperti Abubakar, Umar, Utsman, Muawiyah, 'Amr bin al-Ash, sehingga mereka mencaci makinya
Sebenarnya Rasulullah SAW telah memperingatkan dan mengabarkan akan kelahiran mereka di masa yang akan datang,
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yg diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad, Daruquthniy, adz-Dzahabi, al-Baghawiy, Thabraniy, Uqaily, Al-Hfidh al-Qodhi Iyadh, yg diriwayatkan oleh banyak sahabat, yang sebagian dari mereka semua mendengar dan meriwayatkan dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda : "Setelah kepergianku, kelak akan datang suatu kaum yg mempunyai julukan Rafidhah. Maka jika kalian menemukan, perangilah mereka, karena sesungguhnya mereka adalah kaum yg mempersekutukan Tuhan. Ali ra berkata "Aku berkata : Wahai Rasulullah, apakah ciri ciri mereka? Beliau SAW bersabda " mereka akan menyanjungmu dengan apa yg tidak ada padamu dan mereka mencela kepadamu ulama salaf"
Hadits senada diriwayatkan oleh Abu Dzar al-Harawi dari Jabir Ibnu Umar dan al-Hasan ra. Dan diriwayatkan oleh adz-Dzahabiy dari Ibnu Abbas ra. berkata: Rasulullah SAW: "kelak di akhir zaman akan ada suatu kaum yg disebut kaum Rafidhah, dimana mereka meninggalkan Islam. Maka perangilah mereka, karena sesungguhnya mereka adalah orang orang yg mempersekutukan Tuhan"
Dalam sebuah riwayat menurut Imam Daruquthniy dari Ali bin Abi Thaliib ra. berkata : " Maka aku bertanya tentang ciri ciri mereka". maka beliau SAW bersabda :" Mereka seakan akan mencintai keluarga Nabi. sementara tidaklah begitu. Dan tanda tanda dari itu adalah mereka suka mencaci Abu bakar dan Umar"
Dalam riwayat lain yg diriwayatkan juga dari Ali ra. disebutkan , bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW Bersabda : "Wahai Ali kamu akan masuk syurga, Wahai ali, kamu akan masuk syurga. Wahai Ali, kamu akan masuk syurga. Dan kelak akan ada suatu kaum yg disebut Rafidhah. Maka jika kamu menemukan , perangilah mereka". Maka dia berkata : "wahai Nabi Allah, apa tanda tanda mereka? Beliau SAW bersabda: "mereka tidak pernah terlihat berjama'ah, tidak melakukan shalat Jum'ah dan mereka mengumpat Abu Bakar dan Umar '
----------
Dalam kitab "Milal wa an-Nihal " imam Syahrastani menuturkan bahwa sesungguhnya dalam masa pemerintahannya, Imam Ali ra. Menemukan kaum Rafidhah, kaum yg oleh Rasulullah SAW agar dia memeranginya. maka beliau ra. memerintahkan untuk membakar mereka di dalam dan lubang galian.
Namun beliau merasa ragu untuk membakar sebagian yg lain, karena beliau merasa khawatir, jika tindakan itu diikuti kaumnya, maka beliau mengusir mereka ke tempat pembuangan sampah berbagai kota.
Sementara sabda Rasulullah SAW yg menyebutkan , bahwa karena sesungguhnya mereka adalah orang orang yg mempersekutukan Tuhan, yakni mereka mempersekutukan Allah SWT dengan manusia yg mereka cintai, sebagaimana yg dilakukan oleh sekte Syari'iyah yg merupakan pecahan kaum Rafidhah di mana mereka mengatakan bahwa sesungguhnya Allah SWT bertempat di dalam lima orang, yaitu Muhammad SAW, Ali , Fatimah, Hasan ra, dan Husaiin ra. Mereka adalah Tuhan, dimana Allah SWT adalah Tuhan besar dan mereka adalah Tuhan kecil.
Pemikiran semacam itu merupakan kekafiran secara jelas, tanpa kesangsian lagi. Sementara sekte Druz juga merupakan sekte pecahan Rafidhah beranggapan bahwa Imam Hakim, Imam kelima dinasti Fathimiyah adalah Tuhan. Dasar pemikiran aliiran ini terlalu mendalam rasa cinta kepada keluarga Rasulullah SAW, sehingga mendudukkan mereka tidak pada tempatnya secara proporsional.
Sebagian mereka beranggapan, bahwa Ali ra. adalah seorang Nabi, yg lain berpendapaat bahwa dia adalah Tuhan. Sementara sekte pecahan lain, mengatakan bahwa dia adalah Nabi yg diam sedangkan Muhamad SAW adalah Nabi yg berbicara. Sebagian mereka bahkan sampai berpendapat bahwa Abu Bakar dan Umar adalah kufur. Karena itulah kaum Rafidhah dinamakan sebagai kaum musyrikin dan boleh mengutuk mereka, sebab telah melangkah kepada jalur Syaitan.
Dalam Syarakh As-Syifa' beliau berkata " Pecahan kaum Rafidhah banyak sekali, " Abubakar al khawarizimi menjelaskan, bahwa syi'ah Imamiyah dan Kaisaniah merupakan sebagian dari kaum Rafidhah"
Imam abu hanifah berkata " semestinya Syi'ah mempunyai kekejian yg lebih kecil ketimbang kaum Rafidhah" ( HR. Baihaqiy dalam Sunan al-Kubro )
---------------------------
Mayoritas Imam Ahlussunah wal jama'ah berpendapat, bahwa kaum RAFIDHOH dan pecahannya kafir. Sebagian dari mereka adalah Imam Maliik, Sahbun, Alqodhi Iyadh, Penulis kitab Syifa', Abu hanifah, Ibnu hajar dan lainnya.
Sebagian mereka melarang duduk dalam suatu pertemuan dengan mereka dan bergaul bersamanya. Mereka berkata : " Janganlah kalian makan dan duduk bersama mereka. Maka jika mereka mati, janganlah mereka dishalati".
Ibnu Hajar dan Mazhab Abu hanifah berpendapat bahwa sesungguhnya barang siapa meningkari kekhalifahan Abu Bakar dan Umar adalah Kafir. meski bertentangan dengan salah satu riwyat yg di ceritakan oleh sebagian ulama mereka.
Namun menurut pendapat yg shahih. disebutkan bahwa orang tersebut kafir. Dan sesungguhnya kaum Rafidhah merupakan sebagian diantara mereka yg mengingkari kekhalifahan Abu Bakar dan mencacinya.
Dalam Al-Iqtishad, Imam Ghazaly berkata : "Sesungguhnya kelompok umat ini berpendapat bahwa secara sepakat mengatakan sesungguhnya Abu Bakar ra adalah manusia yg berhak memegang kursi kekhalifahan setelah kepergian Rasulullah SAW Kecuali Rafidhah dan syi'ah. Sesungguhnya mereka mengingkari kebenaran Khalifah Abu Bakar ra.
Dalam Fatawa Adh-Dhariyah karya seorang ulama Hanafiyah kitiab "al-Ashli "karya syaikh Muhammad bin al-Hasan, dan dalam fatawa Badi'iyah disebutkan bahwa beliau membagi kaum Rafidhah kpd mereka yg kafir dan selain mereka.
Sebagian mereka berpendapat tidak bolehnya menunaikan shalat dibelakang kaum Rafidhah. Sementara menurut kami adalah Makruh. Akan tetapi yg utama adalah tidak melakukannya. Dengan kata lain, lebih baik menunaikan shalat sendiri, menurut pendapat sebagian kami.
Sebagian mereka berpendapat, solusinya tidaklah layak menunaikan shalat di belakang orang yg culas atau fasik. Sebagian dari kefasikan adalah mencaci maki para sahabat atau salah seorang dari mereka. Dan ini tidak ada pertentangan. Pencacian itu dapat menjadikan mereka terkena hukuman, seperti disebutkan dalam sebuah hadits: " Barang siapa mencaci maki sahabat sahabatku, maka cambuklah dia"
---------
Kaum Rafidhah atau syi'ah tidak pernah berhenti mencela sahabat Rasulullah SAW. Tiada hentinya mereka mencaci maki mereka, bahkan selalu mereka sebut dalam berbagai pertemuan, di madrasah, bahkan di kampus, baik secara terang-terrangan atau sembunyi-sembunyi
Mereka memang sebagian orang yg telah sesat dan dicelakakan oleh Allah SWT. Semoga Allah SWT memerangi mereka.
Ibnu Hajar dalam Asshawaiq berkata : " tidak boleh shalat di belakang kaum Rafidhah atau aktivis syiah yg mengingkari kekhalifahan Abu Bakar ra". Pelarangan itu juga disebutkan dalam berbagai hadits, yg di antaranya diriwayatkan oleh Imam a-Baihaqiy dalam kitab sunannya dari Anas bin malik ra. berkata Rasulullah SAW bersabda : " sesungguhnya Allah SWT telah memilihku,, dan memilihkan untukku para sahabat dan mertua mertuaku. Dan kelak akan datang suatu kaum yg mencaci maka dan membenci mereka. maka janganlah kalian duduk bersama mereka, minum dan makan bersama mereka. Dan janganlah kalian menikah dengan mereka".
Dalam sebuah riwayat Tabhraniy dalam Mu'jamnya dari Uwaimir ra, disebutkan : "Maka barang siapa mencaci maki mereka, baginyalah kutukan Allah SWT malaikat dan segenap insan. Allah SWT tidak akan menerima ibadah wajib dan sunahnya".
----------------
Meskipun kaum Rafidhah dan Syi'ah menganggap diri mereka sabagai kaum muslimin yg menunaikan shalat dan puasa, akan tetapi Allah SWT tidak mau menerima semua ibadah mereka. sebagaiaman dinashkan dalam konteks lahiriah hadits diaitas. Tidaklah bermanfaat shalat seorang yg mencelah salah seorang sahabat Rasulullah SAW. Bahkan dia mendapatkan kutukan Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah firman : " Sesungguhnya orang orang yg menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatinya di dunia dan akhira " ( QS: 33/57)
Dan barang siapa menyakiti Rasulullah SAW dengan mencela sahabat atau keluarganya, maka dia adalah orang yg terkutuk berdasarkan ayat diatas. Para ulama bersepakat akan terkutuknya pencaci maki mereka, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yg diriwayatkan oleh dari Ibnu Umar ra. yg diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan al-Khatib , bahwa Rasulullah SAW bersabda : " jika kaliat melihat orang-orang yg mencaci maki sahabat-sahabatku, maka berkatalah: "kutukan Allah atas kejahatan kalian".
------
Ini merupakan prinsip yg tidak disangsikan lagi, karena sesungguhnya sejelek jeleknya umat ini adalah mereka yg mencaci maki sahabat nabi mereka. Mencaci- maki dan mencela para sahabat Nabi merupakan prilaku kaum Rafidhah dan Syi'ah.
orang Ahlu sunnah menamakan mereka sebagai Yahudinya umat ini. Bahkan kaum yahudi lebih baik dari mereka, karena jika kita bertanya kepada seorang tokoh yahudi tentang sahabat nabi Musa as, pastilah mereka akan berkata : "Merekalah orang-orang pilihan kami dan orang-orang yg kami kasihi".
Begitupun jika kita bertanya kepada kaum Nashrani tentang kaum hawariy Nabi Isa as. pastilah mereka akan menjawab : "merekalah junjungan kami dan orang- orang pilihan kami" . Namun jika kita bertanya kepada orang RAFIDHAH atau SYI'AH tentang sahabat Rasulullah SAW. niscaya mereka akan menjawab : " Sesungguhnya mereka sejelek-jeleknya kami dan orang-orang zhalim kami". Semoga Allah membinasakan mereka.
---
Riwayat singkat Habib Salim bin Jindan
Hampir semua habaib dan ulama di Jakarta berguru kepada Habib Salim bin Jindan – yang memiliki koleksi sekitar 15.000 kitab, termasuk kitab yang langka. Sementara Habib Salim sendiri menulis sekitar 100 kitab, antara lain tentang hadits dan tarikh, termasuk yang belum dicetak.
Lahir di Surabaya pada 18 Rajab 1324 (7 September 1906) dan wafat di Jakarta pada 16 Rabiulawal 1389 (1 Juni 1969), nama lengkapnya Habib Salim bin Ahmad bin Husain bin Saleh bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Jindan.
Menginjak usia remaja ia memperdalam agama kepada Habib Abdullah bin Muhsin Alatas (Habib Empang, Bogor), Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar (Bondowoso), Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi (Surabaya), Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf (Gresik), K.H. Cholil bin Abdul Muthalib (Kiai Cholil Bangkalan), dan Habib Alwi bin Abdullah Syahab di Tarim, Hadramaut.
Selain itu ia juga berguru kepada Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih, seorang ahli hadits dan fuqaha, yang sat itu juga memimpin Madrasah Al-Khairiyah di Surabaya. Bukan hanya itu, ia juga rajin menghadiri beberapa majelis taklim yang digelar oleh para ulama besar. Kalau dihitung, sudah ratusan ulama besar yang ia kunjungi.
Mengenai guru-gurunya itu, Habib Salim pernah berkata, “Aku telah berkumpul dan hadir di majelis mereka. Dan sesungguhnya majelis mereka menyerupai majelis para sahabat Rasulullah SAW dimana terdapat kekhusyukan, ketenangan dan kharisma mereka.” Adapun guru yang paling berkesan di hatinya ialah Habib Alwi bin Muhammad Alhaddad dan Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf.
Pada 1940 ia hijrah ke Jakarta. Di sini selain membuka majelis taklim ia juga berdakwah ke berbagai daerah. Di masa perjuangan menjelang kemerdekaan, Habib Salim ikut serta membakar semangat para pejuang untuk berjihad melawan penjajah Belanda. Itu sebabnya ia pernah ditangkap, baik di masa penjajahan Jepang maupun ketika Belanda ingin kembali menjajah Indonesia seperti pada Aksi Polisionil I pada 1947 dan 1948.
Dalam tahanan penjajah, ia sering disiksa: dipukul, ditendang, disetrum. Namun, ia tetap tabah, pantang menyerah. Niatnya bukan hanya demi amar makruf nahi munkar, menentang kebatilan dan kemungkaran, tetapi juga demi kemerdekaan tanah airnya. Sebab, hubbul wathan minal iman – cinta tanah air adalah sebagian dari pada iman.
Habib Salim memang ahli berdebat dan orator ulung. Pendiriannya pun teguh. Sejak lama, jauh-jauh hari, ia sudah memperingatkan bahaya kerusakan moral akibat pornografi dan kemaksiatan. “Para wanita mestinya jangan membuka aurat mereka, karena hal ini merupakan penyakit yang disebut tabarruj, atau memamerkan aurat, yang bisa menyebar ke seluruh rumah kaum muslimin,” kata Habib Salim kala itu.
Ulama besar ini wafat di Jakarta pada 16 Rabiulawal 1389 (1 Juni 1969). Ketika itu ratusan ribu kaum muslimin dari berbagai pelosok datang bertakziah ke rumahnya di Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur. Iring-iringan para pelayat begitu panjang sampai ke Condet. Jasadnya dimakamkan di kompleks Masjid Alhawi, Condet, Jakarta Timur.
Belakangan, nama perpustakaan Habib Salim, yaitu Al-Fachriyyah, diresmikan sebagai nama pondok pesantren yang didirikan oleh Habib Novel bin Salim di Ciledug, Tangerang
----------------------------
^____^
No comments:
Post a Comment