Trademark

Membuka pola fikir yang salah kaprah dengan penjelasan yang memiliki sumber terpercaya

Berikut merupakan suntingan dari tulisan-tulisan Ali Alaydruz As-Sakran

Friday 1 June 2012

Habib Salim Bin ahmad Bin Jindan Vs. Abubakar Hangus ( domba khumaini )



Habib Salim Bin ahmad Bin Jindan Vs. Abubakar Hangus ( domba khumaini )



-----------------------------------------------------------------------

ABubakar hangus , Seorang Sekterian sempalan 12 ( syiah Rafidhoh imamiyah ) Berkotek :

ISLAM DI MASA NABI MUHAMMAD BERSATU DALAM 1 GOLONGAN
KETIKA RASUL WAFAT, ISLAM PECAH MENJADI 2 GOLONGAN "

1. GOLONGAN SAHABAT YG DI PIMPIN ABU BAKAR ,UMAR DENGAN KAUM ANSHAR _____

2. AHLUL BAITH NABI YANG DI PIMPIN IMAM ALI AS DAN SEGELINTIR PENGIKUT ___

DAN YANG SELAMAT HANYA 1 GOLONGAN " SILAHKAN MEMILIH, KARENA RASULULLAH : UMMAT KU PECAH MENJADI 73 GOLONGAN DAN YANG SELAMAT HANYA 1 GOLONGAN



===.>>> BENARKAH YG golongan selamat adalah GOLONGAN RAFIDHOH???!!!! MIMPI mut'ah di selokan kota Teheran di siang Bolong namanya ! ^_^
-----------------------------------------------------------------------

Mari kita lihat jawaban dari Seorang Ulama Ahlussunah ahli Hadits di Zaman nya, Alhabib Salim Bin Ahmad bin Jindan ! ^_^ mengenai hadits terpecahnya golongan, dan siapakah golongan yg selamat ^_^. dan kemanakah golongan Syiah Rafidhoh Imamiyah akan nyemplung? ^_^



masih dari Kutipan dari kitab "Ar-Ra'ah al-Ghamidhah fi-Naqdi Kalami Rafidhah" karya yg ditulis oleh singa podium betawi Al-Habib Salim bin Ahmad bin Jindan


Allah SWT berfirman : "alif lammm mimmm. Kitab ( al-qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yg bertaqwa ( QS: 02/1-2)

Alqur'an akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yg bertaqwa dan mendurhakai perintah Alllah bukan kepada kaum rafidhah dan kaum sejenisnya dari Syi'ah, dan sekaligus bagi mereka yg suka melakukan bid'ah. Karena sesungguhnya mereka tidak akan mendapatkan petunjuk. Merekalah orang-orang yg telah ditutup oleh Allah hati, telinga mata mereka. Dan merekalah orang orang yg lalai. Tentu saja, merekalah orang orang yg merugi kelak di akhirat. Maka itu berpegang teguhlah kepada Al-Qur'an.

Sementara bukti untuk berpegang teguh kepada sunnah perilaku para sahabat, tabi'in, imam mujtahid, dan mereka yg mengikuti, yg selalu berpegang teguh kepada perbuatan dan pendapat mereka, adalah doktriin al-Qur'an yg berbunyi : " Muhammad itu adalah utusan Allah, dan orang orang yg bersama dengan dia adalah keras terhadap orang orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan Keridhaan-Nya. Tanda tanda mereka tampak pada muka tempat mereka dari bekas sujud ( QS: 48/29)

Allah berfrman : "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap (QS: 32/16)

Anas bin Malik ra berkata, "Itulah kami para sahabat Anshar". Diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih dan darinya juga dia berkata "Ayat tersebut turun untuk kami, para sahabat Anshar. Kami menunaikan shalah maghrib maka kami tidak kembali kerumah sampai kami menunaikan shalat Isya bersama Rasulullah SAW maka turunlah ayat ini untuk kami".

Seorang ulama berkata " Berdasarkan amal perbuatan itu, seyogyanyalah mengkuti mereka". Allah berfirman : " Orang-orang yg terdahulu yg pertama-tama (masuk islam) di antara orang-orang muhajirin dan Anshar,, serta orang-orang yg mengikuti mereka dengan baik" ( QS:09/101)

dan merekalah kaum tabi'in yg lahir setelah sahabat.

Allah berfirman : "Dan orang- orang yg datang sesudah mereka ( muhajirin dan Anshar ) mereka berdoa " Ya tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yg telah beriman lebih dulu dari kami". (QS: 59/10).

Di mana mereka adalah kaum tabi'it-tabi'in yg hadir pada kurun ketiga. Pada kurun iniilah didapatkan imam empat dan para sahabatnya.

Allah berfirman: "Dan orang-orang yg berkata " ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati ( kami ) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertaqwa" ( QS: 25/74)

Dalam sahih Bukhari bab al-Iqtida', Bukhari berkata tentang firman " Dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yg bertaqwa", dia berkata: "yakni imam-imam yg mengikuti orang sebelum kami, seperti Abu Bakar, Umar , sebagaimana diperintahkanuntuk mengikuti mereka dalam sebuah hadits yg diriwayatkan dari Hudzaifah ra, di mana beliau SAW bersabda : " Ikutlah kalian dari sesudahku dengan dua orang ini " yaitu Abu Bakar dan Umar ra ( HR Abu ya'la, Thabrani, dalam al-Kabir, ar-Ruyani, Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah ) . Di mana mereka berkata : "Hadits Hasan Sahih".

Sementara perintah untuk berpegang kepada kelompok agama yg selamat dan meninggalkan yg sesat, adalah firman Allah yg berbunyi : "Dan bahwa ( yg Kami perintahkan ) ini adalah jalan-Ku yg lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan ( yg lain ) , karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu, agar kamu bertaqwa". ( QS: 06/153 )

Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir ath-Thabaraniy dan Ibnu Abi Hatim dari Anas bin Malik ra, berkata ; "Rasulullah SAW bersabda : " Bani Israil terpecah kepada 71 kelompok dan bahwa sesungguhnya umatku akan terpecah ke dalam 72 kelompok yg kesemuanya berada dalam neraka, kecuali satu", Mereka bertanya "Wahai Rasulullah, dan siapakah yg satu ini? Beliau SAW bersabda "Ahlus-sunah wal jama'ah"

Kemudian beliau melanjutkan " Dan berpegang teguhlah kalian semua dengan tali Allah dan janganlah kaliian bercerai berai".

Ibnu Mas'ud ra, ditanya tentang tali Allah, Maka dia berkata " Al-jama'ah ( " Tsabit bin Qulhnah al-Muzanis berkata : "Aku mendengar "Abdullah bin Mas'ud ra, membaca Khutbah : " Wahai manusia, kalian harus tetap berada di atas ketaatan dan jama'ah. Karena sesungguhnya kedua hali itu adalah tali Allah, yg telah diperintahkan dan difatwakan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya dan orang yg datang setelah mereka sampai hari Qiyamat.

Dan beliau mengabarkan kepada mereka , bahwa umat inii terpecah dalam 73 golongan. Yang selamat hanya satu dan selebihnya berada di neraka. Beliau ditanya tentang kelompok yg selamat, maka beliau bersabda " Apa yg aku dan para sahabatku berada di atasnya". Dengan kata lain, aku dan para sahabatku berjalan di atasnya. Maka barang siapa mengikuti sahabatnya dan berpegang teguh dengan pendapat mereka, maka dia berada di jalan Rasulullah SAW.

Dan jika melihat seorang lelaki y mengikuti mereka, berpegang teguh kepada pendapat mereka, perkataan dan perbuatan mereka, atas apa yg mereka berasal dari Rasulullah SAW, maka putuskanlah bahwa dia berada dalam kesempurnaan. Maka jika terdapat salah seorang manusia yg menentang apa apa yg telah disabdakan oleh Rasulullah SAW serta para sahabatnya, maka tetaplah dia sebagai orang yg melakukan bid'ah, orang sesat, yg menggantikan sunnah Rasulullah SAW.

Ibnu Umar ra, berkata " Aku mendengar Nabi kalian bersabda" : " Barangsiapa keluar dari jama'ah sekitar satu jengkal, maka sungguh dia telah meninggalkan tali Islam dari lehernya sampai dia mengembalikannya. Dan barang siapa yg meninggal dunia dan tidak memiliki imam jama'ah, maka sesungguhnya kematiannya adalah laksana kematian orang jahiliyah".

Dan bagaimana kita dapat menyelamatkan dri dan membebaskan diri dengan keluar dari jama'ah, jika kita memisahkan diri dari jama'ah? Dan siapakah Jamaah itu ? mereka adalah kelompok mayoritas dari umat ini. Mereka adalah orang yg paling banyak, yg mengikuti para imam saleh, dari para sahabat, tabi'in, Ketika manusia tercerai berai dan bertentangan. Maka sungguh, kita telah diperintahkan untuk mengikuti mereka, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits : " Jika kamu melihat menusia berada dalam pertentangan, maka hendaklah kalian tetap berada dalam kelompok terbesar. Mereka adalah orang- orang yg menunaikan tugas-tugas Islam, memerintahkan manusia kepada yg ma'ruf, melarang mereka dari yg mungkar dan merekalah orang-orang yg saleh".

Dan karena itulah Allah SWT berfirman :

" Dan berpegang kamu semua kepada tali (agama ) Allah , dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu ( masa jahiliyah ) bermusuh-musuhan, maka Allah menjinakkan antara hatimu lalu jadilah kamu ( karena nkmat Allah ) orang - orang yg bersaudara". ( QS: 03/103 )




----------

Riwayat singkat penulis Habib Salim bin Jindan


Hampir semua habaib dan ulama di Jakarta berguru kepada Habib Salim bin Jindan – yang memiliki koleksi sekitar 15.000 kitab, termasuk kitab yang langka. Sementara Habib Salim sendiri menulis sekitar 100 kitab, antara lain tentang hadits dan tarikh, termasuk yang belum dicetak.

Lahir di Surabaya pada 18 Rajab 1324 (7 September 1906) dan wafat di Jakarta pada 16 Rabiulawal 1389 (1 Juni 1969), nama lengkapnya Habib Salim bin Ahmad bin Husain bin Saleh bin Abdullah bin Umar bin Abdullah bin Jindan.

Menginjak usia remaja ia memperdalam agama kepada Habib Abdullah bin Muhsin Alatas (Habib Empang, Bogor), Habib Muhammad bin Ahmad Al-Muhdhar (Bondowoso), Habib Muhammad bin Idrus Alhabsyi (Surabaya), Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf (Gresik), K.H. Cholil bin Abdul Muthalib (Kiai Cholil Bangkalan), dan Habib Alwi bin Abdullah Syahab di Tarim, Hadramaut.

Selain itu ia juga berguru kepada Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfagih, seorang ahli hadits dan fuqaha, yang sat itu juga memimpin Madrasah Al-Khairiyah di Surabaya. Bukan hanya itu, ia juga rajin menghadiri beberapa majelis taklim yang digelar oleh para ulama besar. Kalau dihitung, sudah ratusan ulama besar yang ia kunjungi.

Mengenai guru-gurunya itu, Habib Salim pernah berkata, “Aku telah berkumpul dan hadir di majelis mereka. Dan sesungguhnya majelis mereka menyerupai majelis para sahabat Rasulullah SAW dimana terdapat kekhusyukan, ketenangan dan kharisma mereka.” Adapun guru yang paling berkesan di hatinya ialah Habib Alwi bin Muhammad Alhaddad dan Habib Abubakar bin Muhammad Assegaf.


Pada 1940 ia hijrah ke Jakarta. Di sini selain membuka majelis taklim ia juga berdakwah ke berbagai daerah. Di masa perjuangan menjelang kemerdekaan, Habib Salim ikut serta membakar semangat para pejuang untuk berjihad melawan penjajah Belanda. Itu sebabnya ia pernah ditangkap, baik di masa penjajahan Jepang maupun ketika Belanda ingin kembali menjajah Indonesia seperti pada Aksi Polisionil I pada 1947 dan 1948.

Dalam tahanan penjajah, ia sering disiksa: dipukul, ditendang, disetrum. Namun, ia tetap tabah, pantang menyerah. Niatnya bukan hanya demi amar makruf nahi munkar, menentang kebatilan dan kemungkaran, tetapi juga demi kemerdekaan tanah airnya. Sebab, hubbul wathan minal iman – cinta tanah air adalah sebagian dari pada iman.

Habib Salim memang ahli berdebat dan orator ulung. Pendiriannya pun teguh. Sejak lama, jauh-jauh hari, ia sudah memperingatkan bahaya kerusakan moral akibat pornografi dan kemaksiatan. “Para wanita mestinya jangan membuka aurat mereka, karena hal ini merupakan penyakit yang disebut tabarruj, atau memamerkan aurat, yang bisa menyebar ke seluruh rumah kaum muslimin,” kata Habib Salim kala itu.

Ulama besar ini wafat di Jakarta pada 16 Rabiulawal 1389 (1 Juni 1969). Ketika itu ratusan ribu kaum muslimin dari berbagai pelosok datang bertakziah ke rumahnya di Jalan Otto Iskandar Dinata, Jakarta Timur. Iring-iringan para pelayat begitu panjang sampai ke Condet. Jasadnya dimakamkan di kompleks Masjid Alhawi, Condet, Jakarta Timur.

Belakangan, nama perpustakaan Habib Salim, yaitu Al-Fachriyyah, diresmikan sebagai nama pondok pesantren yang didirikan oleh Habib Novel bin Salim di Ciledug, Tangerang


----------------------------


sekarang tinggalah kita yg berakal bisa menimbang, lebih mulia dan pintar mana? Ahli hadits Habib Salim bin Ahmad bin jindan? atau hanya sekelas cecunguk "hewan peliharaan khumaini yg berakun Abubakar hangus" ? ^____^ 

3 comments:

  1. hahahahaahah abu bakar dan umar memebelakangi al quran dan sunnah [ qias dan Ijtihad ] kok di anggap HAK ???? aqidah apa nih ???

    ReplyDelete
    Replies
    1. This comment has been removed by the author.

      Delete
  2. Assalam Mualaikum Wr Wb mohon diralat sedikit penulisan anda ini Riwayat Singkat Alhabib Salin BinJindan kurang wajar (bukan Tidak Wajar ) kalau berbicara sejarah Alhabib Salim Bin Ahmad Bin Jindan tidak semuanya mengetahui Ini Wajar; Bagi yang mengetahuinya anda terlalu berkelebihan Apakah Iya semua ulama di jakarta belajar nya dengan Habib Salim Bin Ahmad BinJindan Banyak Toko Ulama Dari Habaib Yang Alim bahkan Karomah Berpengetahuan Semasa hidup dengan lhabib Assayid Salim Bin Jindan , mohon diralat mohon Maaf Sebelumnya Walafu mimkum Ya habib wassalam mualaikum wr wb.

    ReplyDelete